Taliban Tegaskan Lagi Larangan Perempuan Afghanistan Masuk Kampus

Mahasiswi Afghanistan saat menghadiri wisuda di Benawa Institute of Higher Education di Kandahar/Net
Mahasiswi Afghanistan saat menghadiri wisuda di Benawa Institute of Higher Education di Kandahar/Net

Pemerintah Afghanistan di bawah kendali Taliban kembali melarang pelajar perempuan untuk mengikuti proses pembelajaran di universitas, sebuah pukulan terbaru terhadap hak-hak perempuan di negara itu.


Sebuah surat yang dibagikan oleh juru bicara Kementerian Pendidikan Tinggi, Ziaullah Hashmi, mengatakan kepada universitas swasta dan negeri untuk menerapkan larangan tersebut sesegera mungkin dan memberi tahu kementerian begitu larangan tersebut diberlakukan.

Hashmi men-tweet surat itu dan mengonfirmasi isinya dalam sebuah pesan kepada The Associated Press tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

"Perempuan dan anak perempuan dilarang masuk universitas negeri dan swasta sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata pernyataan tersebut.

Hal ini kemungkinan akan memicu kemarahan dari kelompok hak asasi manusia dan masyarakat internasional, yang belum secara resmi mengakui pemerintahan Taliban sejak pengambilalihan kelompok itu atas Afghanistan tahun lalu.

Jutaan anak perempuan dilarang bersekolah di bawah aturan yang diberlakukan oleh Taliban. Sementara anak perempuan di sekolah dasar pada umumnya diperbolehkan untuk mengikuti kelas, pembatasan tetap ada dan bervariasi dari satu provinsi ke provinsi lainnya.

Aktivis dan jurnalis Afghanistan Nilofar Ayoubi buka suara atas pelarangan terbaru.

“Afghanistan sekarang secara resmi menjadi neraka bagi perempuan dan anak perempuan,” tulis Ayoubi di Twitter.

Taliban terus mengecualikan perempuan dari kehidupan publik, melarang mereka dari taman dan hammam bulan ini. Mereka juga melanjutkan eksekusi dan pencambukan publik, memicu kekhawatiran akan kembalinya aturan tangan besi mereka pada 1990-an.

Sekolah perempuan yang tetap buka telah menjadi sasaran para ekstremis.

Pada bulan September, setidaknya 35 orang – kebanyakan wanita – tewas dalam bom bunuh diri saat mereka bersiap untuk ujian masuk universitas di lingkungan Dasht-e-Barchi di Kabul.

Sebelumnya pada April, enam orang tewas di sebuah sekolah menengah di lingkungan yang sama, dan pada bulan Mei tahun lalu sebuah pemboman menewaskan 85 orang di sebuah sekolah perempuan.