Persetujuan preferensi perdagangan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Iran (Indonesia–Iran Preferential Trade Agreement/PTA) resmi ditandatangani di Istana Presiden, Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5).
- Ujang Komarudin: PKS-Demokrat Belum Umumkan Koalisi dengan Nasdem untuk Bargaining Bagus
- Sudah Mau jadi Kader PPP, Sufmi Dasco: Gerindra Tak Urus Sandiaga Lagi
- PKS Lampung Kukuhkan Bacaleg dan Koordinator Dapil Pemilu 2024
Baca Juga
Naskah persetujuan ditandatangani Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amirabdollahian. Penandatanganan disaksikan langsung Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Mendag RI Zulkifli Hasan mengatakan, penandatanganan Indonesia-Iran PTA ini sebagai momentum bersejarah. Bagi Indonesia, persetujuan dagang dengan negara Persia ini adalah persetujuan perdagangan kedua dengan negara di kawasan Timur Tengah.
Sementara bagi Iran, persetuuan ini merupakan persetujuan dagang pertama kali dengan negara di kawasan Asia Tenggara.
“Melalui persetujuan ini, Indonesia dapat meningkatkan ekspor menuju pasar yang lebih luas, khususnya ke negara mitra dagang nontradisional seperti Iran,” kata Zulhas, sapaan karibnya.
Sejak Perundingan Indonesia-Iran PTA pertama kali dilaksanakan pada 25-26 November 2010 di Medan, Sumatera Utara, kedua pihak telah melakukan tujuh putaran perundingan dan sepuluh pertemuan intersesi.
Zulhas mengatakan, penyelesaian persetujuan preferensi perdagangan ini menjadi momentum yang tepat untuk percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
“Kami harap implementasi Indonesia-Iran PTA ini dapat meningkatkan kinerja sektor perdagangan dan investasi untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19,” pungkasnya.
- RGP 2024 Klaim Ganjar Pranowo Siap jadi Capres dari Luar PDIP
- Anak Buah Jokowi Tawari Insentif HGB 160 Tahun, Walhi: Ini Sama dengan Masa Penjajahan Belanda
- Anies dan Ganjar Masuk Radar Capres PPP