Persetujuan preferensi perdagangan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Iran (Indonesia–Iran Preferential Trade Agreement/PTA) resmi ditandatangani di Istana Presiden, Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5).
- Jika PKB Bergabung, Koalisi Perubahan Bisa Menjadi Koalisi Gocap
- Nasdem Belum Berencana Pertemukan Anies dan Jokowi
- Bantu Korban Gempa Turki, PP Muhammadiyah Terjunkan Tim MDMC
Baca Juga
Naskah persetujuan ditandatangani Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amirabdollahian. Penandatanganan disaksikan langsung Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Mendag RI Zulkifli Hasan mengatakan, penandatanganan Indonesia-Iran PTA ini sebagai momentum bersejarah. Bagi Indonesia, persetujuan dagang dengan negara Persia ini adalah persetujuan perdagangan kedua dengan negara di kawasan Timur Tengah.
Sementara bagi Iran, persetuuan ini merupakan persetujuan dagang pertama kali dengan negara di kawasan Asia Tenggara.
“Melalui persetujuan ini, Indonesia dapat meningkatkan ekspor menuju pasar yang lebih luas, khususnya ke negara mitra dagang nontradisional seperti Iran,” kata Zulhas, sapaan karibnya.
Sejak Perundingan Indonesia-Iran PTA pertama kali dilaksanakan pada 25-26 November 2010 di Medan, Sumatera Utara, kedua pihak telah melakukan tujuh putaran perundingan dan sepuluh pertemuan intersesi.
Zulhas mengatakan, penyelesaian persetujuan preferensi perdagangan ini menjadi momentum yang tepat untuk percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
“Kami harap implementasi Indonesia-Iran PTA ini dapat meningkatkan kinerja sektor perdagangan dan investasi untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19,” pungkasnya.
- Resmi Dilantik jadi Wamendagri, Wempi Wetipo Punya Harta Rp 65,3 Miliar
- Dengan AHY atau Aher, Anies Baswedan Harus Kalkulasi Tepat Agar Menang di Pilpres 2024
- Didukung PSI Maju Pilgub DKI atau Jateng, Gibran Masih Ingin Fokus di Solo